Minggu, 20 November 2016

Hipotesis dan Fungsi serta Perumusannya

Hipotesis merupakan jawaban sementara thd suatu masalah. Jawaban tsb masih perlu diuji kebenarannya. Seorang  pengertian hipotesis peneliti pasti akan mengamati sesuatu gejala, peristiwa, / masalah yg menjadi fokus perhatiannya. Sebelum mendapatkan fakta yg benar, mereka akan bikin dugaan tentang gejala, peristiwa, / masalah yg menjadi titik perhatiannya tsb.

      2. Fungsi Hipotesis
Fungsi / kegunaan hipotesis yg disusun dlm suatu rencana penelitian, setidaknya ada empat yaitu:
a.    Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dlm suatu bidang.
Untuk dapat sampai pada pengetahuan yg dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yg berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yg ada diantara fakta-fakta tsb. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yg penting untuk memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yg telah terencana dg baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis tsb dapat diuji dan divalidasi (pengujian kesahiannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat mebantu kita untuk memperluas pengetahuan.
b.    Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yg langsung dapat diuji dlm penelitian.
Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai dg suatu pertanyaan, akan ttp hanya hubungan antara variabel yg akan dapat duji. Misalnya, peneliti tidak akan menguji pertanyaan apakah komentar guru thd pekerjaan murid menyebabkan peningkatan hasil belajar murid secara nyata“? akan ttp peneliti menguji hipotesis yg tersirat dlm pertanyaan tsb “komentar guru thd hasil pekerjaan murid, menyebabkan meningkatnya hasil belajar murid secara nyata“ /  yg lebih spesifik lagi “skor hasil belajar siswa yg menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi dari pada skor siswa yg tidak menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya“. Selanjutnya peneliti, dapat melanjutkan penelitiannya dg meneliti hubngan antara kedua vatiabel tsb, yaitu komentar guru dan prestasi siswa.
c.    Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
Hipotesis merupakan tujuan khusus. dg demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat data yg diperlukan untuk menguji pernyataan tsb. Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada para peneliti apa yg harus dilakukan. Fakta yg harus dipilih dan diamati merupakan fakta yg adahubungann nya dg pertanyaan tertentu. Hipotesislah yg mentukan relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis ini dapat memberikan dasar dlm pemilihan sampel serta prosedur penelitian yg harus dipakai. Hipotesis jufga dapat menunjukkan analisis satatistik yg diperlukan dan hubungannya yg harus menunjukkan analisis statistik yg diperlukan agar ruang lingkup studi tsb tetap terbatas, dg mencegahnya menjadi terlalu sarat.
Sebagi contoh, lihatlah kembali hipotesis tentang, latihan pra sekolah bagi anak-anak kelas satu yg mengalami hambatan kultural. Hipotesi ini menunjukkan metode penelitian yg diperlukan serta sampel yg harus digunakan. Hipotesis inipun bahkan menuntun peneliti kepada tes statistik yg mungkin diperlukan untuk menganalisis data. Dari pernyataan hipotesis itu, jelas bahwa peneliti harus melakukan eksperimen yg membandingkan hasil eblajr dikelas satu dari sampel siswa yg mengalami hambatan kultural dan telah mengalami program pra sekolah dg sekelompok anak serupa yg tidak mengalami progaram pra sekolah. Setiap perbedaan hasil belajar rata-rat kedua kelompok tsb dapat dianalaisis denga tes atai teknik analis variansi, agar dapat diketahui signifikansinya menurut statistik.
d.    Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
Akan sangat memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis secara terpisah dan menyatakan kesimpulan yg relevan dg hipotesis tsb. Artinya, peneliti dapat menyusun bagian laporan tertulis ini diseputar jawaban-jawaban thd hipotesis semula, sehingga bikin penyajian ini lebih berarti dan mudah dibaca.
      3. Ciri-Ciri Hipotesis yg Baik
Sebuah hipotesis / dugaan sementara yg baik hendaknya mengandung beberapa hal.
Hal – hal tsb diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yg diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dg pengetahuan yg sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.

Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yg baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel / lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yg dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dlm variabel yg satu membawa perubahan pada variabel yg lain.

- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima / menolaknya, hal ini dapat dilakukan dg mengumpulkan data-data empiris.

- Hipotesis harus konsisten dg keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis tidak bertentangan dg pengetahuan yg telah ditetapkan sebelumnya. dlm beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yg sependapat dg ilmu pengetahuan yg sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dg yg dibutuhkan untuk memeriksa literatur dg tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.

- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedlm rumusan yg berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dlm menyelesaikan apa yg dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tsb.
      4.  Jenis-Jenis Hipotesis
a. Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis nol (H0) merupakan hipotesis yg menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dlm rumusan hipotesis,  yg diuji merupakan ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi (Y). Ex: “tidak ada hubungan antara warna baju dg kecerdasan mahasiswa”.
b. Hipotesis Kerja (H1)
Hipotesis Kerja (H1) merupakan hipotesis yg menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yg diteliti. Hasil perhitungan H1 tsb, akan digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian.

      5. Pengujian Hipotesis
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yg dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yg memberi data yg diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima / menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima / membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias / perasangka. dg menggunakan data kuantitatif yg diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.

Baca juga : contoh surat pernyataan

2 komentar: